Tantangan dalam Pengujian Pangan Produk Rekayasa Genetik
Diposting oleh : LRPPI GMO dan DNA Spesifik Spesies pada Pangan Olahan
Kategori: Artikel - Dibaca: 2171 kali
Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) didefinisikan sebagai pangan yang diproduksi atau yang menggunakan bahan baku, bahan tambahan pangan, dan/atau bahan lain yang dihasilkan, dari proses rekayasa genetik. Pangan PRG diproduksi dan dipasarkan di berbagai negara untuk menjawab tantangan ketahanan pangan dunia (1). Indeks ketahanan pangan dapat dinilai dari empat variabel yaitu affordability (keterjangkauan), availability (keterjangkauan), quality and safety (kualitas dan keamanan) (2).
Sejak tahun 1996, pangan PRG seperti: jagung, kedelai, kanola dan kentang telah tersedia di pasaran internasional. Namun kehadiran pangan PRG masih mengundang kekhawatiran akan menimbulkan risiko terhadap kesehatan jika mengkonsumsinya, misalnya alergi, adanya transfer gen, dan kemungkinan timbulnya penyakit (kanker,AIDS dan flu). Oleh karena itu, kemungkinan munculnya risiko perlu diminimalkan melalui pengkajian yang dilakukan dengan pendekatan kehati-hatian (precautionary approach) (3).
Agar dapat beredar, PRG harus terlebih dahulu lolos pengkajian keamanan hayati yaitu aman lingkungan, pangan, dan pakan. Pihak yang memasukkan PRG ke dalam wilayah Indonesia dan telah memperoleh sertifikat keamanan hayati PRG, akan dikenakan persyaratan pencantuman label PRG pada kemasan untuk produk terkemas atau melampirkan surat pernyataan PRG untuk produk dalam bentuk curah atau tidak dikemas (4).
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 6 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pangan Produk Rekayasa Genetik, Pangan PRG yang mengandung paling sedikit 5% (lima persen) kandungan asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid/DNA) PRG wajib mencantumkan keterangan tentang pangan PRG pada label berupa tulisan “PRODUK REKAYASA GENETIK”(5). Peraturan pelabelan ini memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mendapatkan informasi serta memilih produk yang akan dibeli atau dikonsumsi, termasuk produk PRG dan turunannya (6).
Di Indonesia, sampai saat ini sudah ada 31 (tiga puluh satu) event spesifik dari 6 (enam) komoditas Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) yang sudah mendapatkan Persetujuan Keamanan Pangan PRG (Sertifikat keamanan pangan PRG) (Tabel 1.).
Tabel 1. Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) yang Sudah Mendapatkan Sertifikat Keamanan Pangan PRG (7)
No |
Komoditas |
Event Spesifik |
No |
Komoditas |
Event Spesifik |
1 |
Ice Structuring Protein (ISP) |
|
17 |
Jagung |
MZHG0JG |
2 |
Jagung |
MON 89034 |
18 |
Kanola |
DP73496 |
3 |
Jagung |
NK 603 |
19 |
Kedelai |
GTS 40-3-2 |
4 |
Jagung |
MIR 162 |
20 |
Kedelai |
MON 89788 |
5 |
Jagung |
GA 21 |
21 |
Kedelai |
MON 87701 |
6 |
Jagung |
Bt 11 |
22 |
Kedelai |
MON 87705 |
7 |
Jagung |
MIR 604 |
23 |
Kedelai |
MON 87769 |
8 |
Jagung |
3272 |
24 |
Kedelai |
MON 87708 |
9 |
Jagung |
TC 1507 |
25 |
Kedelai |
305423 |
10 |
Jagung |
MON 87427 |
26 |
Kedelai |
SYHT0H2 |
11 |
Jagung |
MON 87460 |
27 |
Kedelai |
MON 87751 |
12 |
Jagung |
MON 87411 |
28 |
Kentang Katahdin |
SP951 |
13 |
Jagung |
MON 810 |
29 |
Tebu |
NXI-1T |
14 |
Jagung |
MON 88017 |
30 |
Tebu |
NXI-4T |
15 |
Jagung |
MZIR098 |
31 |
Tebu |
NXI-6T |
16 |
Jagung |
5307 |
|
|
|
Dalam pengawasan peraturan pelabelan pangan PRG dibutuhkan metode pengujian yang sensitif dan akurat. Pengujian kualitatif untuk mendeteksi keberadaan PRG dapat dilakukan menggunakan metode yang berbasis protein maupun metode berbasis DNA. Contoh pengujian berbasis protein adalah penggunaan Lateral Flow Strips. Kelebihan metode ini diantaranya biaya yang lebih murah dan cepat dalam mendeteksi keberadaan protein yang mengkode gen PRG yang disisipkan, sedangkan kekurangannya adalah metode ini tidak cocok bila digunakan untuk pangan olahan, selain itu metode pengujian berbasis protein masih kurang tersedia untuk semua event spesifik PRG. Pengujian PRG berbasis DNA yang umum digunakan adalah real time polymerase chain reaction (RTi PCR). Dibutuhkan biaya yang lebih mahal dan waktu yang lebih lama dalam pengujian berbasis DNA. Dengan melakukan skrining elemen dan konstruk spesifik terlebih dahulu akan dapat menekan biaya pengujian berbasis DNA, karena kita dapat menganalisa elemen dan konstruk spesifik yang terdapat dalam suatu kaset transgenik.Tantangannya adalah bila ada beberapa event dalam satu produk, maka metode multideteksi akan menekan biaya dan waktu pengujian.
Kuantifikasi PRG umumnya juga menggunakan metode RTi PCR. Namun metode ini membutuhkan CRM (Certified Reference Materials) dan kurva standar (Gambar 1.), sehingga membutuhkan biaya pengujian yang cukup besar. Kehadiran PCR generasi ke tiga yaitu digital PCR (dPCR) menjawab kekurangan dari RTi PCR dalam pengujian kuantifikasi PRG. Karena dPCR mampu melakukan kuantifikasi absolut tanpa CRM untuk kurva standar (8). Jika belum tersedia dPCR dan harus menggunakan RTi PCR, maka laboratorium dapat membeli CRM di JRC dan AOCS melalui https://crm.jrc.ec.europa.eu/e/4/How-to-order atau https://www.aocs.org/crm.
Gambar 1. Contoh Kurva Standar dalam Penguajian Kuantitatif Pangan PRG
Pustaka:
- http://standarpangan.pom.go.id/produk-standardisasi/produk-rekayasa-genetik#a-pendahuluan (diakses 5 Nopember 2019).
- http://bkp.pertanian.go.id (diakses 5 Nopember 2019).
- https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/50/Klarifikasi-Penjelasan-tentang-Isu-Keamanan-Pangan-Produk-Rekayasa-Genetik.html (diakses 8 Nopember 2019).
- http://indonesiabch.menlhk.go.id/focus-group-discussion-pengawasan-pemasukan-produk-rekayasa-genetik-ke-dalam-wilayah-indonesia/ (diakses 5 Nopember 2019).
- http://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2018/0._salinan_PerBPOM_6_Tahun_2018_tentang_PRG__join.pdf (diakses 5 Nopember 2019).
- Bahagiawati, Reflinur, dan Santoso, T.J. 2015. Teknik PCR Kualitatif untuk Deteksi Produk Rekayasa Genetika Jagung Event BT11 dan GA21 (Qualitative PCR Techniques for Detection of Genetically Modified Organism on Maize Event BT11 and GA21). Jurnal Agrobiogen Vol. 11 No. 2.
- http://standarpangan.pom.go.id/produk-standardisasi/produk-rekayasa-genetik (diakses 5 Nopember 2019).
- Demeke T & Dobnik. 2018. Critical Assessment of Digital PCR for The Detection and Quantification of Genetically Modified Organisms. Analytical and Bioanalytical Chemistry 410:4039–4050.
[Maria A.E.D.S]