Kamis, 14 November 2019 - 18:29:47 WIB
Dilema Penggunaan Micin: Antara Manfaat dan Akibat
Diposting oleh : LRPPI Residu Pestisida
Kategori: Artikel - Dibaca: 1218 kali

Ditengah perkembangan teknologi pangan, MSG atau yang disebut micin sebagai BTP (Bahan Tambahan Pangan) sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan diwariskan secara turun-temurun sebagai penguat cita rasa. MSG (Monosodium Glutamat) merupakan penyedap rasa yang terdiri dari bahan alami (tetes tebu) melalui proses fermentasi, kandungan zat pada MSG yaitu asam glutamat 78%, natrium 12% dan air 10%.

Rasanya masakan apapun akan terasa hambar dan seperti ada yang kurang apabila tidak ditambah micin sehingga masyarakat kita banyak yang tidak bisa lepas dari penggunaan micin ini, akibatnya hampir semua makanan mengandung micin. Karena permintaan yang selalu ada dan tinggi penjualan MSG pun mudah ditemukan dengan harga yang relatif murah.

Kebutuhan konsumen akan cita rasa yang kuat dan enak menyebabkan banyak produsen menambahkan MSG dan bahan tambahan pangan lainnya. Peningkatan mutu produk pangan yang diproduksi menjadi hal yang wajib bagi produsen. Penggunaan BTP yang bijak akan memberikan manfaat yang baik untuk peningkatan mutu, dan sebaliknya penggunaan yang tidak mengikuti aturan akan berdampak negatif. Selama tidak dikonsumsi berlebihan manfaat dari MSG yaitu merangsang produksi saliva, mempercepat waktu cerna makanan dan dapat mengurangi konsumsi garam.

Pada tahun 1992 badan kesehatan dunia WHO sempat menyebutkan konsumsi maksimal MSG adalah 5 gram perhari, akan tetapi pada penelitian-penelitian berikutnya tidak ditemukan batas konsumsi pasti MSG, saat ini belum ditemukan efek samping dari MSG sehingga tidak dijelaskan batas maksimum pemakaiannya. Penakaran MSG yang ditambahkan pada makanan dilakukan berdasarkan organoleptik yaitu rasa yang tergantung selera dari konsumen. Akan tetapi secara teori disebutkan gejala dari kelebihan konsumsi MSG yaitu sakit kepala, kesemutan dan menimbulkan kecemasan.

Hingga kini masih banyak masyarakat yang memperdebatkan bahaya MSG terhadap kinerja otak sehingga ada istilah “ Generasi Micin”, meski FDA (Food and Drug Administration) mengkategorikan MSG sebagai makanan yang aman, tetapi tidak ada yang benar- benar pasti di dunia sains. Oleh karena itu disarankan untuk tidak mengkonsumsi banyak MSG meski dampak yang ditimbulkan tidak langsung terjadi. Lebih baik menggunakan rempah- rempah sebagai pengganti MSG seperti lada, ketumbar, kunyit, kemiri dan lainnya.