Jumat, 25 September 2020 - 12:05:58 WIB
Pengambilan Contoh Teh untuk Pengujian Laboratorium
Diposting oleh : LRPPI Residu Pestisida
Kategori: Artikel - Dibaca: 1871 kali

PENGANTAR

9, 10 Antraquinone (AQ) dan Folpet telah menjadi isu utama pada produk teh dibeberapa tahun ini, EU No.1146/2014 telah menetapkan MRL antraquinone pada teh sebesar 0,02 mg/kg dan EU No.156/2016 menetapkan MRL Folpet (Folpet dinyatakan sebagai jumlah folpet dan pthalamid) sebesar 0,1 mg/kg. Penetapan MRL oleh komisi Regulasi Uni Eropa (EU) yang lebih rendah jika dibandingkan dengan MRL yang ditetapkan oleh FAO/WHO berdampak dengan banyaknya produk teh dari Indonesia dan Negara pengekspor teh lainnya yang di tolak masuk ke sejumlah Negara eropa.

Hingga kini sumber utama kontaminasi kedua residu tersebut pada produk teh belum banyak diketahui secara pasti. Menurut Bundesverband Naturkost Naturwaren  (BNN) (2015), kontaminasi antraquinone bisa terjadi melalui proses pengeringan teh akibat penggunaan kayu, wood pallet dan batubara sebagai sumber bahan bakar mesin pengering. Sedangakan kontaminasi folpet berasal dari debu (dalam bentuk pthalic anhydrate), resin, plastic (PVC), dan cat (Relana 2016). Umumnya residu pestisida berasal dari penggunaan substansi kimia untuk pengendalian pest, penyakit dan lumut pada perkebunan teh. Selain itu, kontaminasi bisa berasal dari pemggunaan pupuk yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi elemen logam logam didalam tanah, sehingga untuk melacak sumber kontaminasi spesifik pada teh  sangatlah sulit dan rumit dikarenakan melibatkan keseluruhan rantai produksi teh, seperti dari kebun teh, proses pengolahan dan pengemasan serta pemyimpanan produk teh. Pengambilan contoh teh pada rantai pasok komoditas teh untuk mengetahui sumber kontaminan Antraquinone dan folpet sangatlah penting. Hal tersebut untuk meminimalisir kontaminasi dari residu lainnya akibat kontak selama pengambilan contoh.

 

Sebagai  salah satu ujung tombak terhadap kepentingan nasional. Sumber Daya Manusia (SDM) bidang penguji mutu barang dituntut bekerja secara professional sesuai tugas dan fungsinya. Salah satu fungsi SDM bidang pengujian mutu barang adalah penyiapan dan pelaksanaan pelayanan dan jaminan mutu barang. Oleh sebab itu, dalam menyelenggarakan fungsi tersebut. SDM Penguji mutu barang harus mengikuti tahap pengujian yang sesuai, dimana salah satu tahapnya yaitu pengambilan contoh.

Pengambilan contoh adalah salah satu bagian yang paling kritis dalam tahap analisa pengujian. Penerapan pengambilan contoh yang akurat dan dapat ditelusur akan sangat berguna dalam mengawasi mutu, desain produk, efisiensi dan efektifitas biaya. Dengan mengikuti Diklat Teknis Pengambilan contoh teh, diharapkan para SDM bidang penguji mutu barang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal sehingga dapat mendukung terciptanya jaminan keselamatan produk dan perlindungan konsumen.

PROSES PENGOLAHAN TEH

Jenis teh pada umumnya terbagi menjadi 3 jenis yaitu Teh Hitam  (Fermentasi), Teh Ulong (Semi Fermentasi), dan Teh Hijau (Tanpa Fermentasi)

Proses Pengolahan Teh Hitam malalui beberapa tahap yaitu yang pertama Pemetikan Daun Pucuk Teh Segar Pucuk yang direkomendasikan sebagai bahan baku pengolahan teh hitam adalah petikan halus, kemudian yang kedua Proses Pelayuan, Proses Pelayuan bisa membutuhkan waktu 12 – 18 jam, dengan proses pemanasan pada suhu 27oC, hingga 56 – 60% kadar air nya menguap., tahap yang ketiga yaitu Penggulungan & Sortasi Basah, kemudian tahap yang ke empat yaitu Fermentasi, tahap berikutnya yang ke empat yaitu Pengeringan, tahap yang kelima yaitu Sortasi Kering, dan tahap yang terakhir yaitu Pengemasan dan Penyimpanan.

PENGAMBILAN CONTOH TEH

Pengambilan contoh komoditas teh dilakukan dikebun dan dipabrik pengolahan pada hari bersamaan, sebelumnya dilakukan terlebih dahulu pemetaan wilayah pemetikan pucuk teh yang berada pada perkebunan teh PTPN/Perkebunan Teh Rakyat, contoh teh yang akan diambil berasal dari satu batch pengolahan dan harus terlacak rantai pasoknya dari kebun hingga dihasilkan produk teh hitam

Proses pengambilan contoh harus dilakukan secara higienis dan dihindarkan dari kontak tangan langsung (gunakanlah sarung tangan). Selama pengambilan contoh pastikan semua contoh terhindar dari asap rokok untuk menghindari transfer nikotin dan PAHs (polycyclic aromatic hydrocarbons)

Pengambilan contoh teh dikebun dilakukan untuk mengetahui berbagai sumber asal kemungkinan kontaminan Antraquinone dan folpet.

Pengambilan dikebun meliputi :

  1. Contoh daun Teh
  2. Contoh Tanah
  3. Contoh daun dari tanaman yang berada disekitar area pemetikan teh.(pohon pelundung dan lainnya).

Informasi mengenai klon tanaman, usia tanaman, waktu penggunaan pestisida (informasi mengenai jenis bahan aktif yang digunakan) harus juga diketahui selama pengambilan contoh.

1.    Teknik Pengambilan Daun Teh

Contoh diambil Saat pemetikan Daun Pucuk Teh Segar, diambil sebanyak 2 kg, kemudian contoh daun teh segar ini dikeringkan, Contoh dinyatakan kering jika sudah mencapai berat konstan pada dua kali penimbangan. (Contoh yang digunakan untuk laboratorium sebanyak 200gram)

Contoh diambil setelah proses pelayuan (proses pelayuan sekitar 12 – 18 jam), diambil sebanyak 1 kg, kemudian contoh daun teh setelah pelayuan ini dikeringkan, Contoh dinyatakan kering jika sudah mencapai berat konstan pada dua kali penimbangan. (Contoh yang digunakan untuk laboratorium sebanyak 200gram)

Contoh diambil setelah proses Fermentasi (proses fermentasi sekitar 2 jam), diambil sebanyak 1 kg. kemudian contoh daun teh setelah fermentasi ini dikeringkan, Contoh dinyatakan kering jika sudah mencapai berat konstan pada dua kali penimbangan. (Contoh yang digunakan untuk laboratorium sebanyak 200gram)

Contoh diambil setelah Proses Pengeringan, (proses pengeringan membutuhkan waktu sekitar 2 jam), contoh yang diambil sebanyak 0,5 kg. (Contoh yang digunakan untuk laboratorium sebanyak 400gram)

Contoh diambil ketika menjadi grade, diambil sebanyak 0,5 kg. (Contoh yang digunakan untuk laboratorium sebanyak 200gram)

2.    Teknik Pengambilan Contoh Tanah

  • Pengambilan tanah dilakukan pada area saat daun teh dipetik dan diolah di hari bersamaan. Kemudian Ambil contoh tanah (top soil, 0-6 inci dari permukaan tanah) dengan menggunakan alat bor tanah.
  • Tentukan 10 titik berbeda di area pemetikan teh dan ambil sebagian contoh untuk dimasukkan ke dalam plastic klip.
  • Contoh tanah selanjutnya dikeringkan ditempat teduh selama 4-5 hari.
  • Setelah kering, contoh dihaluskan dan di ayak menggunakan ayakan ukuran 2mm.
  • Selanjutnya diambil 60 gram contoh, dikemas menggunakan bahan polythene dan pemberian label.

3.    Teknik Pengambilan contoh Tanaman yang berada disekitar area pemetikan

  • Identifikasi terlebih dahulu tanaman yang berada disekitar area pemetikan teh.
  • Tentukan 3 jenis tanaman untuk diambil contoh daunnya, jika tanaman yang disekitar area pemetikan teh umumnya digunakan sebagai biocontrol pestisida maka bisa dipilih salah satu nya sebagai contoh tanaman.
  • Ambil contoh daun dari setiap tanaman yang sudah ditentukan sebanyak 1 kg.
  • Pisahkan contoh dari kontaminasi seperti tanah.
  • Pastikan contoh tidak dicuci untuk menghilangkan kontaminasi yang tampak tersebut.
  • Contoh daus selanjutnya dikeringkan pada hot air oven.

PERSIAPAN PENGERINGAN CONTOH TEH UNTUK DIANALISIS

Standar metode pengeringan daun teh :

  1. Ambil sejumlah contoh daun teh segar untuk dikeringkan sehingga dihasilkan berat kering sebanyak 200g.
  2. Contoh daun dimasukkan kedalam wadah kain berpori (hindari menggunakan wadah pastik atau ada lapisan lilin) dan diletakkan di hot air oven pada suhu 60 – 65 oC selama 24 jam atau lebih tergantung dari kadar pada contoh daun.
  3. Contoh dinyatakan kering jika sudah mencapai berat konstan pada dua kali penimbangan.
  4. Jika contoh sudah kering, maka contoh siap untuk dihaluskan dengan menggunakan blender kering, kemudian di ayak ukuran 2mm.
  5. Contoh selanjutnya dikemas menggunakan kemasan polythelene dan di simpan pada suhu -80oC.

KESIMPULAN

Pengambilan contoh adalah salah satu bagian yang paling kritis dalam tahap analisa pengujian. Penerapan pengambilan contoh yang akurat dan dapat ditelusur akan sangat berguna dalam mengawasi mutu, desain produk, efisiensi dan efektifitas biaya. Dengan mengikuti Diklat Teknis Pengambilan contoh teh, diharapkan para SDM bidang penguji mutu barang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal sehingga dapat mendukung terciptanya jaminan keselamatan produk dan perlindungan konsumen.

REFERENSI

  1. Dadan Rohdiana. Antraquinon, masalah dan kemungkinan penanganannya. Pusat Penelitian Teh dan Kina.Gamboeng.
  2. Shabri, Dadan Rohdiana, Hilman, M Iqbal, Sugeng. Pengolahan dan Pengendalian mutu Teh Hitam. Pusat Penelitian Teh dan Kina.Gamboeng.
  3. Dadan Rohdiana, Hilman, M Iqbal, Sugeng. Pengambilan sampel uji pada pengolahan Teh Hitam dalam upaya menurunkan kandungan antraquinon.Pusat Penelitian Teh dan Kina. Gamboeng.

Disusun Oleh : Rachmat adiwibowo, Balai Pengujian Mutu Barang, Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu, Kementerian Perdagangan.