Selasa, 06 September 2022 - 11:14:36 WIB
Investigasi Degradasi Termokimia Residu Pestisida pada Pure Pisang Sebagai Studi Awal dalam Penyelenggaraan Uji Profisiensi (UP) di Ditstandalitu Kemendag
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Artikel - Dibaca: 233 kali

Residu pestisida memiliki tingkat stabilitas yang bervariasi tergantung pada periode penyimpanan dan kondisi seperti suhu, bentuk sampel, pH, aditif, dan sistem enzimatik. Suhu merupakan faktor utama yang berpengaruh dan dapat meminimalkan residu pestisida hingga nol persen, namun kondisi ini tergantung pada bentuk sampel. Dichlorvos, misalnya, lebih stabil dalam bentuk sampel yang dihomogenisasi daripada dalam bentuk sampel yang dicincang kasar meskipun pada suhu yang sama. Namun, itu tidak berarti bahwa bentuk sampel homogen terkait dengan stabilitas pestisida karena hal ini tidak berlaku untuk diazinon, dimana dilaporkan tren stabilitas yang sama antara bentuk sampel homogen dan cincang kasar pada kondisi suhu yang sama. Oleh karena itu, pengamatan stabilitas pestisida dipengaruhi oleh banyak faktor dan masih menjadi topik yang sangat menarik untuk dibahas.

Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas pestisida adalah jenis sampel, seperti pure pisang, yang jarang dilaporkan sebagai sampel uji pada reference material residu pestisida. Mengingat pisang merupakan buah yang paling sering dikonsumsi oleh manusia di seluruh dunia, matriks ini secara intrinsik sangat menarik. Faktor lain yang mempengaruhi stabilitas pestisida adalah struktur kimia pestisida. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui stabilitas termal delapan pestisida dari golongan yang berbeda (bifenthrin (BF) dari golongan pyrethroid; carbofuran (CB), methomyl (MT) dan triflumuron (TF) dari golongan carbamate; diazinon (DZ) dan triazophos (TP) dari golongan organophosphorus; triadimenol (TN) dan thiabendazole (TZ) dari golongan organonitrogen dalam pure pisang selama periode dua belas minggu penyimpanan dalam empat kondisi suhu (oven, ruang, kulkas, dan freezer). Sebagai studi awal, hasilnya akan menjadi langkah awal yang penting digunakan dalam analisis pra-laboratorium, provider uji profisiensi (UP), dan penyiapan candidate reference material (CRM) berdasarkan matriks pure pisang.

Sebagai studi yang pertama kali dilakukan, stabilitas termal penyimpanan dari residu pestisida (bifenthrin, carbofuran, diazinon, methomyl, triflumuron, triadimenol, triazophos, dan thiabendazole) pada pure pisang telah diinvestigasi. Sampel pure pisang yang telah dikontaminasi dengan residu pestisida melalui teknik spiking kemudian disimpan pada -20 oC (T1), 4 oC (T2), 25 oC (T3), dan 40 oC (T4) dan residu pestisidanya diamati dari hari ke-0 hingga hari ke-84. Hasilnya, meskipun berasal dari kelompok pestisida yang berbeda, tren stabilitas termal antara bifenthrin, triflumuron, dan triadimenol secara mengejutkan memiliki stabilitas yang sama di semua kondisi, diikuti oleh methomyl dan thiabendazole pada T3 dan T4. Tren stabilitas yang serupa diamati antara diazinon dan thiabendazole, keduanya merupakan pestisida organophosphorus. Carbofuran, di sisi lain, memiliki tren stabilitas termal yang sama sekali berbeda jika dibandingkan dengan yang lain, dengan sisa residu carbofuran >70% di T1, T2, dan T3. Periode kestabilan teoritis diukur hanya untuk diazinon, triazophos, dan thiabendazole karena korelasi yang signifikan (>0,6) diperoleh dari plot Arrhenius

Sumber: https://doi.org/10.1016/j.foodcont.2022.109329