Senin, 21 November 2022 - 14:02:53 WIB
ELABORASI ISU KEAMANAN PANGAN (FOOD SAFETY) DALAM SIDANG KOMITE SANITARY AND PHYTOSANITARY (SPS) WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) PADA 9 s.d 11 NOVEMBER 2022
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Artikel - Dibaca: 212 kali

Indonesia sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi perjanjian perdagangan bebas dunia atau WTO [berdasarkan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1994  tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) sebagaimana diubah melalui Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pengesahan Protocol Amending The Marrakesh Agreement Establishing The World Trade Organization (Protokol Perubahan Persetujuan Marrakesh Mengenai Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia)] setiap tahunnya senantiasa mengikuti Sidang Komisi Sanitary and PhytoSanitary atau Sidkom SPS WTO yang membahas isu – isu terkait kesehatan hewan, ikan serta tumbuhan dalam kerangka perdagangan transnasional terhadap komoditas tersebut. Pada tahun 2022 ini Sidkom SPS WTO diadakan sebanyak 3 kali, dan yang baru saja diikuti oleh KKP selaku anggota Delri adalah Sidkom SPS WTO ke-84 pada 9 – 11 November 2022. Dalam Sidkom SPS ini, Delri terdiri dari unsur Kementerian/Lembaga terkait, diantaranya Kementerian Pertanian (sebagai WTO SPS Enquiry Point for Animal and Plant Health), BPOM (sebagai WTO SPS Enquiry Point for Animal and plant products) dan KKP (sebagai WTO SPS Enquiry Point for Fish Health, Quality and Safety of Fishery Products).

Amerika Serikat pada sidang ini menyampaikan update (Dokumen notifikasi WTO/SPS/GEN/181/Add.15 tanggal 19 Oktober 2022) terkait penyelenggaraan technical assistance bagi negara berkembang terkait dengan topik keamanan pangan (food safety). Beberapa insitusi dibawah pemerintah Amerika Serikat yang terlibat dalam penyediaan technical asistance ini adalah Food and drugs Administration (FDA), Foreign Agricultural Service (FAS), US Environmental Protection Agency (US EPA), US Agency for International Development (USAID), Food Safety and Inspection Service (FIS) dan instansi lain terkait.

Selain hal tersebut, dalam Sidkom kali ini dibahas juga komunikasi dari Program Economic Community of West African States (ECOWAS) (Dokumen notifikasi G/SPS/GEN/2059 tanggal 13 Oktober 2022). Program ini didukung oleh beberapa lembaga diantaranya, USAID/West Africa Regional Mission, USDA, FAO Subregional Office for West Africa (FAOSFW). Isu keamanan pangan yang diangkat dalam program ini memiliki tujuan dalam upaya untuk penguatan keamanan pangan melalui pembentukan panduan dan peningkatan koordinasi untuk kepentingan conformity assessments dan inspeksi keamanan pangan. Selanjutnya juga pencapaian koordinasi tingkat tinggi dengan prioritas utama dalam pengembangan standar pangan berdasarkan kesepakatan bersama supaya mudah dalam pelaksanaan harmonisasi pada tingkat regional. ECOWAS ini membagi kerjanya ke dalam Sub-Working Group, diantaranya mengenai kontaminan, food additive, pestisida dan residu obat hewan dan kriteria mikrobiologi dan higiene pangan.

Selain terkait dengan komunikasi negara anggota WTO dan hal teknis lainnya, dalam Sidkom SPS WTO juga dibahas terkait dengan Specific Trade Concern atau dikenal sebagai STC. Pembahasan STC ini selalu menarik dan kadangkala menjadi diskusi hangat dan panjang diantara negara anggota dengan tetap mengedepankan azas keilmiahan dan transparansi. Pada September 2022, Sekretariat SPS WTO mengadakan komunikasi dengan 37 negara anggota WTO untuk mengumpulkan informasi terkait status STC yang melibatkan negara - negara tersebut. Penyelesaian STC biasanya terbagi ke dalam 3 level, yaitu terselesaikan, terselesaikan sebagian atau belum terselesaikan. Sekretariat berusaha mengumpulkan seluruh STC yang belum disampaikan mengenai updatenya sejak November 2022. Berdasarkan pemberitahuan dari 18 negara anggota WTO, maka didapatkan sebanyak 27 STC telah terselesaikan dan 11 STC telah terselesaikan sebagian. Sebanyak 1 STC telah disampaikan oleh lebih dari satu negara anggota, namun diantara negara yang mengangkat STC tersebut belum ada satupun yang menyatakan bahwa permasalahan telah selesai. Sehingga STC semacam ini dianggap masih terselesaikan sebagian. Selain itu, STC yang masih memungkinkan adanya perdagangan komoditas tertentu atau tindakan yang dilakukan oleh negara pengimpor masih dipertanyakan sebagian dari keseluruhan negara yang mengangkat STC, maka STC tersebut juga akan dianggap berstatus terselesaikan sebagian. Daftar STC yang telah dilaporkan kepada Sekretariat SPS WTO sampai dengan tahun 2022 dan berstatus terselesaikan atau terselesaikan sebagian dapat dilihat pada tabel terlampir.

Pada Sidkom SPS WTO kali ini juga terdapat komunikasi dari International Finance Corporation atau IFC World Bank Group (Dokumen notifikasi WTO G/SPS/GEN/2063 tanggal 19 Oktober 2022). Dalam bidang keamanan pangan, IFC World Bank Group menyampaikan telah terbentuknya IFC Food Safety Handbook yang merupakan panduan praktis dalam mengimplementasikan sistem manajemen keamanan pangan yang kokoh. Panduan ini didesain untuk mempermudah pelaku usaha atau perusahaan dalam membentuk, mempertahankan dan memperkuat sistem keamanan pangan dalam rangka menjaga kesehatan global. Walaupun buku panduan ini diperuntukkan untuk sektor swasta, namun pemerintah sebagai regulator dan kalangan akademisi harus mengetahui juga karena pada prinsipnya substansi yang dibahas didalam buku panduan ini terkait dengan bagaimana mengoperasikan sistem manajemen keamanan pangan dan manfaat yang didapatkan (misalnya terkait akses pasar, branding, membangun loyalitas pelanggan dan memberikan kontribusi nyata terhadap kesehatan masyarakat). Beberapa hal yang terdapat didalam IFC Food Saety Handbook, adalah: Gambaran umum gerakan keamanan pangan global serta sistem manajemen keamanan pangan yang befokus pada peran dari program - program sertifikasi keamanan pangan terkemuka; review terhadap panduan - panduan dan standar - standar internasional terkait keamanan pangan dan memberikan gambaran bagaimana perusahaan mampu memenuhi kepatuhan terhadap persyaratan keamanan pangan domestik dan internasional serta adopsi terhadap pendekatan - pendekatan keamanan pangan yang masih dapat digunakan memenuhi berbagai kerangka pikir kebijakan umum; mengenalkan cara yang sangat mudah dalam mengimplementasikan program keamanan pangan (termasuk didalamnya pemahaman yang mendalam mengenai prinsip - prinsip Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) yang menjadi dasar fundamental bagi semua sistem keamanan pangan modern). Panduan ini juga termasuk segala sektor, terutama bagi sapi perah; pembahasan mengenai dokumentasi dan prosedur dalam manajemen keamanan pangan, termasuk didalamnya template cerdas yang telah siap dijalankan dalam proses adopsi oleh pelaku usaha pangan; membangun pelatihan keamanan pangan dan masukan - masukan terkini untuk perbaikan harian dalam pelaksanaan kegiatan - kegiatan pengolahan keamanan pangan bagi pegawai perusahaan; dan menyediakan panduan bagi manajemen perusahaan, termasuk didalamnya kebijakan keamanan pangan. IFC Food Saety Handbook juga menyediakan semacam toolkit atau perangkat yang didesain untuk membantu melakukan review terhadap prosedur kemanan pangan serta alat untuk melakukan asesmen terhadap biaya tambahan yang mungkin timbul sebagai akibat praktek keamanan pangan yang lemah. Untuk mengakses IFC Food Safety Handbook secara online dapat mengunjungi situs: https://www.ifc.org/wps/wcm/connect/industry_ext_content/ifc_external_corporate_site/agribusiness/advisory/global+food+safety+program.

CODEX Alimentarius Commission atau dikenal sebagaI CODEX juga menyampaikan beberapa perkembangan dalam forum Sidkom SPS WTO ini (Dokumen notifikasi WTO G/SPS/GEN/2064 tanggal 20 Oktober 2022), yang meliputi kegiatan maupun pembentukan dan atau revisi standar – standar keamanan pangan. Komunikasi oleh CODEX, diantaranya: (1) Berbagai pertemuan CODEX yang diadakan sejak Sidkom terakhir (22 – 24 Juni 2022) lalu; (2) Rencana pertemuan CODEX selanjutnya. Beberapa ketentuan yang menjadi adopsi adalah (1) Penyusunan Maximum Residue Level untuk berbagai kombinasi pestisida dan komoditas yang berbeda; (2) Penyusunan panduan pengenalan substansi aktif atau kewenangan penggunaan substansi dengan tingkat resiko rendah bagi kesehatan masyarakat dibawah maximum residue limit atau tidak menimbulkan residu; (3) Revisi terhadap klasifikasi pangan dan pakan; (4) Harmonization of descriptors for edible tissues of animal origin (fat, offal and meat/muscle) between the Codex Committee on Pesticide Residues and the Codex Committee on Residues of Veterinary Drugs in Foods for the establishment of harmonized MRLs for compounds with dual use as pesticide and veterinary drug; (5) Hal terkait dengan panduan pengujian residu (Revocation of the Guidelines on the Use of Mass Spectrometry for the Identification, Confirmation and Quantitative Determination of Residues (CXG 56-2005)).

Update juga disampaikan oleh Standards and Trade Development Facility (STDF) yang menyampaikan berbagai kegiatan yang dikelola terkait isu keamanan pangan sejak Sidkom SPS WTO sebelumnya (Maret 2022) (Dokumen notifikasi WTO G/SPS/GEN/2065 tanggal 20 Oktober 2022). STDF merupakan organisasi pelaksana kegiatan teknis yang dibentuk dan didanai oleh FAO, OIE, World Bank Group, WHO and WTO berdasarkan Doha Ministerial Conference pada November 2001. Organisasi ini sifatnya merupakan suatu lembaga platform global yang memiliki tujuan utama memfasilitasi/membangun dialog dan pembelajaran pada topik - topik "SPS Capacity Development". Lembaga ini juga mendanai berbagai program terkait topik SPS dan penerapannya, termasuk terkait isu keamanan pangan. Diantara kegiatan yang dibiayai oleh STDF adalah Vienna Food Safety Forum yang dilaksanakan pada 3 – 5 Oktober 2022 lalu, selanjutnya berbagai program PPP atau Public Private Partnership dalam rangka penguatan keamanan pangan, kesehatan hewan serta kesehatan masyarakat (https://www.standardsfacility.org/public-private-partnership-ppp-case-stories).

Isu food safety juga disampaikan oleh Sekretariat Southern African Development Community atau SADC (Dokumen notifikasi WTO G/SPS/GEN/2074 tanggal 21 Oktober 2022). Organisasi ini beranggotakan 16 negara Afrika, yaitu: Angola, Botswana, Comoros, Democratic Republic of the Congo, Eswatini, Lesotho, Madagaskar, Malawi, Mauritus, Mozambique, Namibia, Seychelles, Afrika Selatan, Tanzania, Zambia dan Zimbabwe. Dalam hal penerapaan system keamanan pangan dalam rantai pasok di negara – negara SADC, Sekretariat melaporkan bahwa telah didakan workshop for the development of an implementation plan for the food safety strategy for Africa (FSSA) di Uganda pada 22 – 26 Agustus 2022. Pencapaian penting dalam kegiatan tersebut adalah adanya draft rencana aksi dan implementasi FSSA termasuk didalamnya target dan prioritas capaian, selanjutnya juga blue print pelaksanaan mekanisme koordinasi keamanan pangan.

Selain hal – hal tersebut diatas, beberapa isu yang masih terkait dengan keamanan pangan dan bersifat sangat teknis juga diangkat oleh Kolombia, Ekuador, Guatemala dan Paraguay diantaranya terkait dengan beberapa pertanyaan kepada Uni Eropa terkait isu Maximum Residue Levels (MRLS) untuk produk tanaman tertentu (Dokumen notifikasi WTO G/SPS/GEN/2076 tanggal 2 November 2022).

Penulis :

Drh. Mochamad Aji Purbayu, M.Sc. – Delegasi RI SPS WTO dari BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan